REPUBLIKA.CO.ID, LONDON - Era internet dan digital
mendorong lahirnya fasilitas jejaring sosial yang menghubungkan
masyarakat di berbagai dunia. Sayangnya, jejaring sosial yang kini
digandrungi masyarakat dunia, belum menjadi rumah bagi masyarakat
muslim.
Karena itu, sebuah fasilitas jejaring sosial yang khusus diperuntukkan bagi umat Islam se-dunia akan segera diluncurkan tahun ini. Jejaring sosial bernama 'Salam World' akan diluncurkan bersamaan dengan bulan Ramadhan tahun ini.
Chairman 'Salam World', Abdul Vakhed Niyazov, menegaskan tekad timnya untuk mengisi kekosongan media sosial Islam bagi 1,5 miliar muslim di atas dunia.
"Pada bulan Ramadan tahun ini 'Salam World' akan diluncurkan dengan harapan bisa segera menjadi rumah semua kelompok Islam yang tersekat tempat, waktu, budaya, dan bahasa," ujar Abdul Vakhed dalam rilisnya, Selasa (14/2).
Hal itu dikatakannya dalam acara 'Salam World Inaugural Global Summit' di Ciragan Palace, Istanbul, Senin (13/2) kemarin.
Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin yang ikut menghadiri acara tersebut berharap, jejaring sosial muslim 'Salam World' mampu mengaktualisasikan potensi-potensi Islam yang selama ini terpendam.
Lebih lanjut Din menyarankan agar 'Salam World' meninggalkan hal-hal yang bersifat formalitas dan mengedepankan substansi serta melahirlan produk yang kompetitif.
Acara tersebut dihadiri tokoh muslim dari berbagai negara, di antaranya Amerika, Kanada, Yaman, Rusia, Jerman, Malaysia, Saudi Arabia, Kuwait, Libya, Polandia, Kazakhstan, dan Indonesia.
Selain Din Syamsuddin, delegasi Indonesia juga diwakili Ketua Umum PBNU K.H. Said Aqil Siradj. Dia menandaskan, Islam bukan hanya agama yang membicarakan soal surga dan neraka. Islam juga merupakan agama yang terkait dengan ekonomi, teknologi, politik, dan budaya.
"Oleh karena itu, orang Islam juga harus memiliki kemampuan dalam bidang teknologi informasi," katanya.
Ia berpesan agar 'Salam World' mengedepankan tekonologi tinggi dan menebar keharmonisan. "Tidak boleh menabur kebencian apalagi terorisme," ujarnya.
Sementara itu, Mahathir Muhamad dalam sambutannya menegaskan bahwa kebutuhan media sosial (jejaring sosial) bagi umat Islam saat ini sudah tidak dapat ditunda lagi. Bila hanya mengikuti media sosial yang ada, dampaknya relatif negatif. "Oleh karena itu, saya bersedia ikut terlibat dan mendukung lahirnya 'Salam World'," ujarnya.
Chairman Council of American-Islamic Relations, Nihad Awad, berharap 'Salam World' dapat mengembalikan identitas umat Islam.
Semua pembicara menyampaikan dukungannya dalam "Inaugural Summit" yang dihelat di pinggir Selat Bosporus tersebut. Acara ini diakhiri dengan alunan lagu yang dibawakan Sami Yusuf, penyanyi muslim asal Inggris.
Karena itu, sebuah fasilitas jejaring sosial yang khusus diperuntukkan bagi umat Islam se-dunia akan segera diluncurkan tahun ini. Jejaring sosial bernama 'Salam World' akan diluncurkan bersamaan dengan bulan Ramadhan tahun ini.
Chairman 'Salam World', Abdul Vakhed Niyazov, menegaskan tekad timnya untuk mengisi kekosongan media sosial Islam bagi 1,5 miliar muslim di atas dunia.
"Pada bulan Ramadan tahun ini 'Salam World' akan diluncurkan dengan harapan bisa segera menjadi rumah semua kelompok Islam yang tersekat tempat, waktu, budaya, dan bahasa," ujar Abdul Vakhed dalam rilisnya, Selasa (14/2).
Hal itu dikatakannya dalam acara 'Salam World Inaugural Global Summit' di Ciragan Palace, Istanbul, Senin (13/2) kemarin.
Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin yang ikut menghadiri acara tersebut berharap, jejaring sosial muslim 'Salam World' mampu mengaktualisasikan potensi-potensi Islam yang selama ini terpendam.
Lebih lanjut Din menyarankan agar 'Salam World' meninggalkan hal-hal yang bersifat formalitas dan mengedepankan substansi serta melahirlan produk yang kompetitif.
Acara tersebut dihadiri tokoh muslim dari berbagai negara, di antaranya Amerika, Kanada, Yaman, Rusia, Jerman, Malaysia, Saudi Arabia, Kuwait, Libya, Polandia, Kazakhstan, dan Indonesia.
Selain Din Syamsuddin, delegasi Indonesia juga diwakili Ketua Umum PBNU K.H. Said Aqil Siradj. Dia menandaskan, Islam bukan hanya agama yang membicarakan soal surga dan neraka. Islam juga merupakan agama yang terkait dengan ekonomi, teknologi, politik, dan budaya.
"Oleh karena itu, orang Islam juga harus memiliki kemampuan dalam bidang teknologi informasi," katanya.
Ia berpesan agar 'Salam World' mengedepankan tekonologi tinggi dan menebar keharmonisan. "Tidak boleh menabur kebencian apalagi terorisme," ujarnya.
Sementara itu, Mahathir Muhamad dalam sambutannya menegaskan bahwa kebutuhan media sosial (jejaring sosial) bagi umat Islam saat ini sudah tidak dapat ditunda lagi. Bila hanya mengikuti media sosial yang ada, dampaknya relatif negatif. "Oleh karena itu, saya bersedia ikut terlibat dan mendukung lahirnya 'Salam World'," ujarnya.
Chairman Council of American-Islamic Relations, Nihad Awad, berharap 'Salam World' dapat mengembalikan identitas umat Islam.
Semua pembicara menyampaikan dukungannya dalam "Inaugural Summit" yang dihelat di pinggir Selat Bosporus tersebut. Acara ini diakhiri dengan alunan lagu yang dibawakan Sami Yusuf, penyanyi muslim asal Inggris.
0 comments:
Post a Comment